Badan Pemerhati Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem di Eropa di kabarkan sedang meneliti tentang dampak dari jaringan 5G. Mereka mengamati hal tersebut setelah mencermati lebih dari 97 penelitian yang membahas seputar radiasi elektromagnetik dan pengaruhnya bagi lingkungan.

Dari seluruh penelitian tersebut, dapat diketaui bahwa adanya radiasi dari jaringan ini dapat menimbulkan bahaya jaringan 5G, seperti melemahkan kemampuan radar burung serta serangga. Sebuah studi pada tahun 2010 bahkan mencatat bahwa sinyal elektromagnetik yang terpancar melalui menara jaringan telekomunikasi berpotensi untuk membingungkan para burung dan serangga saat mereka bermigrasi.

Tidak hanya itu, radiasi elektromagnetik juga ikut mengacaukan pertumbuhan sebagian tanaman. Metabolisme dari tanaman akan terganggu akibat adanya paparan radiasi tersebut.

Karena bahaya jaringan 5G ini memiliki dampak yang buruk, sebuah badan amal di Inggris,Buglife, meminta agar pemancar jaringan ini tidak dipasang secara menyatu dengan tiang lampu jalan. Sebab dikhawatirkan nantinya dapat menarik perhatian dari para serangga. Padahal, mendekati pemancar jaringan 5G justru memiliki kemungkinan yang dapat mengancam kelangsungan hidup mereka.

Selain kurangnya ponsel 5G di pasaran dan pemakaiannya belum mendesak bagi kebutuhan pengguna ponsel, 5G dianggap menyebabkan masalah serius, khususnya bagi makhluk hidup. Pada 5 November, sebuah blog bernama “Health Nut News” menurunkan konten tentang matinya sekitar 337 burung jalak dan 2 merpati akibat ujicoba 5G yang dilakukan di Den Haag, Belanda.

Dalam tulisan itu, disebutkan burung-burung yang sedang terbang, mati akibat paparan sinyal 5G dan informasi soal kematian burung-burung tersebut ditutupi pemerintah.

Setelah diusut, kabar dari blog tersebut hanya berita palsu alias hoaks semata. Dalam laman resmi pemerintah Den Haag, kematian ratusan burung dipastikan terjadi karena keracunan yang disebarkan virus dari anjing. Ujicoba 5G tak berdampak apapun bagi burung-burung yang mati tersebut.

Meskipun 337 burung jalak dan 2 merpati tidak mati karena radiasi, Girish Kumar, dalam “Cell Tower Radiation,” menyebut secara tersirat bahwa 5G, 4G, atau G lainnya bisa “membunuh” burung-burung secara tak langsung. Pancaran beragam G itu memancarkan radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik tersebut memiliki kemungkinan untuk mengganggu kerja burung, khususnya pada sistem navigasi yang membuat mereka terbang tak tentu arah atau disorientasi.

Ini bisa menyebabkan burung-burung yang terbang menabrak gedung atau menara yang berseberangan dengan lintasan terbang mereka. Adapun, soal kematian burung, terjadi lantaran burung-burung yang terbang menabrak tiang ketika bermigrasi.
Share To:

Rizky tegar

Post A Comment:

0 comments so far,add yours